SWADAYA MENCABUT WINEH PADI
https://isk-kudus.blogspot.com/2014/10/swadaya-mencabut-wineh-padi.html
Kudus 21/10,Ndaut.
Pencabutan bibit padi untuk di tanam di desa Bulung kecamatan Jekulo 22/10/14. “Pencabutan bibit ini dilakukan setelah bibit berkisar umur 25 hari atau lebih” ungkap Wartono pemilik sawah. Dalam istilah para petani pencabutan bibit padi di sebut Proses pencabutan wineh dilakukan tidak hanya seorang, namun ada swadaya tetangga sawah yang berada di sekitarnya. Swadaya tersebut wujud dari gotong royong warga dan kuatnya jalinan persaudaraan antar sesama. “Biasanya dibantu sekitar 10 orang petani” ungkap wartono pemilik benih.
Selain itu Pencabutan benih ini adalah bagian dari proses bercocok tanam untuk tanaman padi. Waartono menambahkan “pencabutan padi harus dilakukan dalam kondisi air yang melimpah, kalau tidah begitu benih yang di cabut lebih mudah putus dan hasil cabutannya banyak tanah yang lengket pada akar padi”.
Setelah di cabut di ikat sesuai dengan besar kecilnya genggaman masing-masing orang dan disesuaikan dengan tali pengikat. “Agar benih itu lebih mudah diangkat dan tidak kempyar ya di ikat baru setelah itu di sebar ke titik yang akan ditanami” imbuh Parman. Pekerjaan seperti ini biasa dilakukan petani laki-laki. Baru setelah itu dialakukan penanaman padi yang biasa dilakukan oleh para petani perempuan, baik petani perempuan muda maupun perempuan tua yang masih mampu.
Pembagian kerja tidaklah terkonsep, namun pembagian tersebut berjalan natural warisan turun temurun dari orang lebih dulu bertani.
Meski demikina banyak proses yang dilakukan namun tidak menjadi jaminan akan menghasilkan panen padi yang melimpah. Tidak dapat di pungkiri bahwa hama padi saat ini berbagai macam bentuknya bahkan hama yang ganas akan mudah merobohkan padi, tentu harus jeli memilih obat untuk mengusir hama tersebut. Selain hama juga kehawatiran bencana yang tidak bisa diduga itu datang. Karena area persawahan ini sering banjir setiap tahunnya dan tergolong dataran rendah.
bagus sejiwo