"Sewu Tumpeng Dalam Filosofi Gusjigang"

Oleh : Erwin Tan

Di usia yang sudah mencapai 465 tahun Kudus masih memegang Filosofi Gusjigang dalam berbagai cara pandang yang mampu memanifestasikan cara hidupnya.

Bagus tingkahlakunya Ngaji dengan nilai urip kang Aji karena Taat Beribadah juga Dagang sebagai perwujudan berusaha setelah memiliki ketaatan hubungan Vertikal.

Sewu Tumpeng merupakan Simbol Budaya yang menginterprestasikan Filosofi Gusjigang dari masa ke masa.Kata Sewu yang dijadikan sebagai ungkapan bukan hanya bermakna jumlah namun mengandung makna lelaku atau perjalanan sejarah Kudus dari waktu ke waktu.

Tumpeng sendiri memiliki makna spiritual yang menjadi nasehat nenek moyang yang menjadi kearifan budaya bermakna mengerucut yakni Kehidupan,Kehebatan dan Kekuatan Pasti akan Mengerucut pada hubungan vertikal ketaatan pada Sang Pencipta.

Manakala Sewu Tumpeng Kita jadikan sebagai Pesta Rakyat dengan penuh doa dan berkah hingga nilai spiritual yang terpadu pada Nilai Filosofi Gusjigang akan membuat Sewu Tumpeng menjadi bermakna Sakral sebagai perwujudan rasa Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Karena dalam Perjalanan Gusjigang sampai pada Usia yang ke 465 tahun masih tetep Menggunakan Tumpeng sebagai perwujudan Pesta dan rasa Syukur dan berbagi kepada Masyarakat.

Sehingga tercipta sebuah tatanan kehidupan yang mengedepankan kerakyatan serta perwujudan filosofi Gusjigang dalam tiap sendi dan tekat masyarakat Kudus untuk Jauh lebih Hebat dengan terus Berkarya dan bekerja keras namun tetap Mengerucut pada Ketaatan Perintah Agama dalam dimensi yang penuh perbedaan dan warna seperti gambaran dalam " SEWU TUMPENG UNTUK 465 TH KUDUS DALAM FILOSOFI GUSJIGANG."
Foto : OemamSalam
Redaksi

Related

Redaksi 7863177407474245968

Posting Komentar

emo-but-icon

New

No.Penting

Fb

Twitter

IKLAN

SLIDER IKLAN

MINI IKLAN

Facebook

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

item