Rokok Kretek Sebagai Kearifan Budaya Lokal Kudus
https://isk-kudus.blogspot.com/2014/09/rokok-kretek-sebagai-kearifan-budaya.html
Kudus 21/09,Museum Kretek yang terletak di desa Getas Pejaten merupakan saksi sejarah adanya warisan budaya yang hingga saat ini masih lestari dan dilestarikan.
Terlepas dari paradikma dampak kesehatan yang ditimbulkan rokok kita harus mengakui sektor ekonomi yang mampu diangkat oleh usaha padat karya yang sudah menjadi mata pencaharian turun temurun.
Nah saat ini bagaimana kita bisa melihat dan menyikapi tentang bagaimana peradaban dan kultur kearifan budaya lokal ini terus lestari serta kreativitas yang mampu menghadirkan produk budaya yang khas.
Aktivitas kreatif yang ditunjukkan oleh H Djamhari asal Kudus, penemu Kretek, memiliki peran penting dalam timbangan kebudayaan, karenanya patut diberikan apresiasi yang tinggi
Dikutip dari Berita jogja,sejarawan UGM, Dr. Sri Margana, M.Phil bahwa industri kretek jadi salah satu penyelamat ekonomi warga di zaman kolonial. Sewaktu industri kretek Belanda hancur pada 1930-an, usaha kretek kecil milik pribumi malah berkembang.
Perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan tembakau terbesar di Indonesia ini juga selalu melestarikan kearifan budaya Lokalnya dengan memberikan demonstrasi sebagaimana nenek moyang waktu lampau mampu menemukan peralatan linting yang sampai saat ini masih digunakan sebagai Pekerjaan Padat Karya yang menyerap Jutaan Pekerja.
Humas Pt.Djarum Hardy Cahyana melalui pesan Singkat menjelaskan kepada ISK," Untuk menyampaikan bahwa buat SKT
( Sigaret Kretek Tangan ) penuh seni dan keunikan tersendiri,yang khas bahwa sedunia tidak ada alat linting seperti ini kecuali Indonesia dan itu sudah menjadi budaya kita makanya disebut kretek." Paparnya
Ditambahkan "Dengan berbentuk seperti jagung mesin rokok manapun tak bisa membuat dan bersifat padat karya sehingga mampu menyerap banyak tenaga kerja yang umumnya wanita dan ibu rumahtangga."Imbuhnya.
Admin