Bupati Harapkan Lahirnya Generasi Kreatif Kuliner dari Kudus
https://isk-kudus.blogspot.com/2014/09/bupati-harapkan-lahirnya-generasi.html
KUDUS Indonesia merupakan negara yang kaya dengan sumber daya alam
dan ragam budaya. Termasuk di dalamnya adalah kekayaan akan
makanan khas Indonesia yang tersebar di 34 provinsi. Kuliner khas
ini sebagai bagian dari aset budaya bangsa. Namun keberadaannya
belum banyak dikenal bahkan oleh warga Indonesia sendiri. Justru
kita cenderung lebih akrab dengan makanan luar negeri.
Untuk itu, berbekal kerja sama antara pemerintah dengan BNI dan
Djarum Foundation, mendirikan sekolah kuliner dapur nusantara (kudapan). Salah satunya adalah di SMKN 1 Kudus. Bupati Kudus H. Musthofa menyampaikan terima kasih dengan hadirnya dukungan pihak swasta tersebut. Harapannya adalah bisa mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) khususnya bidang kuliner yang siap kerja.
”Saya mengharapkan lahirnya SDM/generasi kreatif dari bidang
kuliner ini dari Kudus yang mampu berkiprah di tingkat nasional,”
harap Bupati saat menjadi narasumber di acara economic challenges
yang tayang secara live di MetroTV, Senin (15/9) malam.
Lebih lanjut bupati mengharapkan dengan kreativitas yang dibentuk
dari bangku sekolah ini, akan menciptakan peluang kerja yang lebih
besar. Hal ini bahkan bukan hanya di bidang kuliner saja, melainkan
sudah banyak program pendidikan khususnya kejuruan di Kudus yang
bekerja sama dengan pihak swasta. Hasilnya, para lulusan banyak yang
terserap di dunia kerja dengan gaji yang menjanjikan.
Menurutnya, kreatif merupakan kata kunci bagi sebuah keberhasilan.
Dan untuk menggali kreativitas siswa, pemerintah daerah bertanggung
jawab terhadap untuk memfasilitasinya. Untuk itu, keterbatasan anggaran dalam APBD bukanlah sebuah halangan. Pihaknya melihat dengan hadirnya corporate community responsibility (CCR) BNI dan Djarum Foundation ini merupakan kerja sama yang tepat sebagai solusi keterbatasan anggaran tersebut.
”Tugas saya sebagai kepala daerah adalah mengantarkan anak bangsa
menjadi generasi yang cerdas, kreatif, dan inspiratif sehingga memiliki
masa depan yang cerah,” tegasnya.
Ditambahkannya bahwa khusus bidang kuliner ini, sekolah kudapan
di Kudus merupakan langkah awal untuk penciptaan SDM dan keragaman kuliner nusantara. Khususnya kuliner khas dari Kudus. Ini merupakan amanah baginya yang harus dijaga dan terus dikembangkan secara lebih baik dan kontinyu. Termasuk nantinya bisa bermanfaat bagi PKL. Di antaranya dari sisi kreasi, cara menyajikan, kebersihan, bahkan kualitas gizi makanan dan rasa.
Secara umum, bidang pendidikan di Kudus telah ditetapkan dengan
perbup untuk wajib belajar 12 tahun. Hal ini belum terjadi di daerah
lain yang mengambil terobosan cerdas semacam ini.
Sehingga pembangunan SDM di Kudus benar-benar menjadi
fondasi kualitas generasi penerus. Bupati juga mengharapkan
hendaknya pemerintah pusat melihat kegiatan dari daerah untuk
melihat generasi daerah yang berkualitas.
Selain Musthofa, hadir juga pakar kuliner William Wongso dan dari
CCR BNI Persero Nancy Martasuta. William mengharapkan adanya
perubahan kurikulum di sekolah kejuruan. Menurutnya, kurikulum
makanan lokal hendanya dibuat dengan porsi yang lebih banyak.
Karena masih kurangnya SDM kuliner ini. Dan untuk menjadi kreatif
harus punya wawasan selera rasa yang banyak. Sehingga bisa
mengombinasikannya yang didukung dengan intelektualitas.
Sedangkan Nancy menegaskan bahwa program CCR BNI ini tidak
hanya berhenti sampai di sini saja, tetapi ada keberlanjutan.
Karena salah satu tujuan mendirikan sekolah kudapan ini untuk
menggali kreativitas tentang kuliner.
Selain itu dirinya berharapkegiatan bisa mengangkat makanan Indonesia. Dirinya menambahkan
bahwa Bupati Kudus telah mendukung semua upayanya ini.
Karena semua langkah ini turut mendukung peningkatan kesejahteraan. (*)
Sumber:Humas
@Rya
Sumber:Humas