Membangun Karakter Bangsa bagi Mahasiswa Baru



Membangun Karakter Bangsa bagi Mahasiswa Baru


KUDUS - Bangsa yang kuat dan bermartabat harus dimulai dari adanya mental dan karakter yang baik dan kuat para generasi penerus masa depan bangsa. Siapa generasi itu? Itulah kita semua sebagai warga negara tanpa terkecuali. Demikian disampaikan oleh Bupati Kudus H. Musthofa saat memberikan Kuliah Umum di Universitas Muria Kudus (UMK), Senin (1/9).

Kuliah umum tersebut merupakan rangkaian acara Masa Pengenalan Akademik Mahasiswa Baru (Sapamaba) yang diselenggarakan selama 4 hari ditambah 2 hari untuk ESQ. kegiatan ini diikuti oleh 2.157 mahasiswa baru UMK tahun akademik 2014/2015. Dengan acara ini diharapkan mahasiswa mamu mengenal kehidupan akademik di kampus dan kehidupan ilmiah secara utuh.

Dalam paparan materi yang disampaikan Bupati Kudus, mahasiswa diajak untuk mengevaluasi dan membenahi mental mereka. Terlebih saat ini bukan lagi berada di bangku sekolah yang sangat berbeda dengan kehidupan perkuliahan. Karena nantinya mahasiswa langsung akan terjun di masyarakat dengan penerapan ilmu akademik sarjana yang didapat selama rentang waktu 4 sampai 5 tahun itu.

”Sikap dan perilaku yang baik akan memunculkan habit(kebiasaan) yang baik pula. Sehingga kecerdasan akan dapat dicapai,” tutur bupati di depan ribuan mahasiswa pagi itu.

Mahasiswa pun tampak antusias dengan yang disampaikan orang nomor satu di Kudus ini. Terbukti ketika ada kesempatan untuk menyampaikan pendapat, salah seorang mahasiswa dengan penuh semangat memberikan penjelasan dan motivasi untuk rekan-rekannya. Inilah yang diharapkan bupati. Ada motivasi dan semangat yang kuat untuk maju dan berbuat lebih baik.

Berkaca pada keteladanan yang telah dicontohkan para tokoh besar pendiri bangsa ini, bahwa perjuangan ke depan akan lebih berat. Karena melawan bangsa sendiri. Dan juga pesan untuk tetap menegakkan, mewarisi, dan mewariskan karakter bangsa ini. Hal ini mengandung arti bahwa sebagai generasi bangsa harus tetap punya semangat dan rasa cinta tanah air dengan tetap bersatu dan bersaudara, untuk membawa bangsa Indonesia lebih maju.

”Untuk itulah kalian perlu keteladanan yang baik. Ketika itu menjadi kebiasaan dengan dasar pengetahuan yang baik serta motivasi yang kuat, akan menjadikan karakter yang baik,” tambahnya.

Kecerdasan sebagai salah satu karakter yang baik bisa diperoleh dengan pembelajaran. Selain itu sifat amanah dan kreatif akan turut serta tergabung menjadi satu di dalamnya. Sehingga mentalitas yang buruk akan terbebas dari bangsa ini. Seperti yang banyak terjadi dewasa ini. Tawuran, demo anarkis, pecandu narkoba, dan kemalasan merupakan penyakit mental yang tidak boleh hinggap di generasi bangsa.

Sedangkan nilai-nilai karakter bangsa, menurutnya, bisa didefinisikan menjadi integritas, kompeten, bertanggung jawab, dan kerja keras. Sebagaimana konsep revolusi mental ala Jokowi bahwa ada tiga proses pembelajaran manusia Indonesia. Yaitu to unlearn, meninggalkan paradigma yang ttidak lagi relevan, dan to relearn, menghidupkan kembali paradigma lama yang masih relevan.

”Yang ketiga adalah to learn, yaitu mempelajari, menguasai, dan mengimplementasikan paradigma baru,” ujarnya.

Di akhir paparan, bupati menyampaikan bahwa dampak negatif mental bangsa harus benar-benar terhapus. Dan hal ini bisa dimulai dengan pembangunan karakter individu yang baik, selanjutnya dalam kehidupan masyarakat yang baik pula. Ini semua harus dimulai dari diri sendiri, dari sekarang, dan dari hal yang kecil terlebih dahulu. (*)


Membangun Karakter Bangsa bagi Mahasiswa Baru

KUDUS - Bangsa yang kuat dan bermartabat harus dimulai dari adanya mental dan karakter yang baik dan kuat para generasi penerus masa depan bangsa. Siapa generasi itu? Itulah kita semua sebagai warga negara tanpa terkecuali. Demikian disampaikan oleh Bupati Kudus H. Musthofa saat memberikan Kuliah Umum di Universitas Muria Kudus (UMK), Senin (1/9).

Kuliah umum tersebut merupakan rangkaian acara Masa Pengenalan Akademik Mahasiswa Baru (Sapamaba) yang diselenggarakan selama 4 hari ditambah 2 hari untuk ESQ. kegiatan ini diikuti oleh 2.157 mahasiswa baru UMK tahun akademik 2014/2015. Dengan acara ini diharapkan mahasiswa mamu mengenal kehidupan akademik di kampus dan kehidupan ilmiah secara utuh.

Dalam paparan materi yang disampaikan Bupati Kudus, mahasiswa diajak untuk mengevaluasi dan membenahi mental mereka. Terlebih saat ini bukan lagi berada di bangku sekolah yang sangat berbeda dengan kehidupan perkuliahan. Karena nantinya mahasiswa langsung akan terjun di masyarakat dengan penerapan ilmu akademik sarjana yang didapat selama rentang waktu 4 sampai 5 tahun itu.

”Sikap dan perilaku yang baik akan memunculkan habit(kebiasaan) yang baik pula. Sehingga kecerdasan akan dapat dicapai,” tutur bupati di depan ribuan mahasiswa pagi itu.

Mahasiswa pun tampak antusias dengan yang disampaikan orang nomor satu di Kudus ini. Terbukti ketika ada kesempatan untuk menyampaikan pendapat, salah seorang mahasiswa dengan penuh semangat memberikan penjelasan dan motivasi untuk rekan-rekannya. Inilah yang diharapkan bupati. Ada motivasi dan semangat yang kuat untuk maju dan berbuat lebih baik.

Berkaca pada keteladanan yang telah dicontohkan para tokoh besar pendiri bangsa ini, bahwa perjuangan ke depan akan lebih berat. Karena melawan bangsa sendiri. Dan juga pesan untuk tetap menegakkan, mewarisi, dan mewariskan karakter bangsa ini. Hal ini mengandung arti bahwa sebagai generasi bangsa harus tetap punya semangat dan rasa cinta tanah air dengan tetap bersatu dan bersaudara, untuk membawa bangsa Indonesia lebih maju.

”Untuk itulah kalian perlu keteladanan yang baik. Ketika itu menjadi kebiasaan dengan dasar pengetahuan yang baik serta motivasi yang kuat, akan menjadikan karakter yang baik,” tambahnya.

Kecerdasan sebagai salah satu karakter yang baik bisa diperoleh dengan pembelajaran. Selain itu sifat amanah dan kreatif akan turut serta tergabung menjadi satu di dalamnya. Sehingga mentalitas yang buruk akan terbebas dari bangsa ini. Seperti yang banyak terjadi dewasa ini. Tawuran, demo anarkis, pecandu narkoba, dan kemalasan merupakan penyakit mental yang tidak boleh hinggap di generasi bangsa.

Sedangkan nilai-nilai karakter bangsa, menurutnya, bisa didefinisikan menjadi integritas, kompeten, bertanggung jawab, dan kerja keras. Sebagaimana konsep revolusi mental ala Jokowi bahwa ada tiga proses pembelajaran manusia Indonesia. Yaitu to unlearn, meninggalkan paradigma yang ttidak lagi relevan, dan to relearn, menghidupkan kembali paradigma lama yang masih relevan.

”Yang ketiga adalah to learn, yaitu mempelajari, menguasai, dan mengimplementasikan paradigma baru,” ujarnya.

Di akhir paparan, bupati menyampaikan bahwa dampak negatif mental bangsa harus benar-benar terhapus. Dan hal ini bisa dimulai dengan pembangunan karakter individu yang baik, selanjutnya dalam kehidupan masyarakat yang baik pula. Ini semua harus dimulai dari diri sendiri, dari sekarang, dan dari hal yang kecil terlebih dahulu. (*)


                                                                                                                 #dicky_ibrohim

Related

Lintas Kota 6137909616116486766

Posting Komentar

emo-but-icon

New

No.Penting

Fb

Twitter

IKLAN

SLIDER IKLAN

MINI IKLAN

Facebook

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

item